Sabtu, 07 November 2015

PENGARUH CAHAYA DAN PERENDAMAN BENIH CABAI DENGAN AIR BAWANG TERHADAP PERTUMBUHAN



PENGARUH CAHAYA DAN PERENDAMAN BENIH CABAI
DENGAN AIR BAWANG TERHADAP PERTUMBUHAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd






  
Disusun Oleh :

Deden Ramdhan Hadi
 Biologi A/ VI 




TADRIS IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015





BAB I
PENDAHULAN

A.    Latar Belakang
Cabai dan kebudayaan masyarakat Indonesia hampir tidak dapat dipisahkan, terutama dalam hal masak memasak, karena cabai merupakan bumbu dapur yang wajib di setiap masakan. Cabai mengandung banyak gizi. Kandungan tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, ramuan obat tradisional, industri pangan dan pakan unggas.
Produktivitas cabai rawit di Indonesia rata-rata masih rendah, oleh karena itu diperlukan metode untuk mempercepat tumbuh kembang bibit cabai. Sehingga produktivitas cabai diharapkan dapat meningkat sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain pembibitan, faktor lingkungan seperti cahaya memainkan peranan penting terhadap pertumbuhan bibit atau tanaman cabai.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mematahkan fase dormansi suatu bibit. Secara umum masyarakat masih menggunkan air biasa, tujuannya agar air masuk kedalam biji (imbibisi) sebagai akibat tumbuhnya akar dan pengembangan biji. Namun peneliti ingin mengetahui pengaruh rendaman bibit dengan air bawang karena air bawang memiliki kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi. Unsur-unsur ini merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan. Dengan dasar ini peneliti ingin membuktikan keefektivan perendaman bibit cabai dengan air bawang bila dibandingkan dengan perendaman bibit cabai dengan air biasa.
Selain pembibitan, Persemaian dapat dilakukan di dalam bedengan persemaian dan di dalam polybag. Dalam melakukan pembembibitan kita harus memperhatikan kesuburan tanah dan menggunakan pupuk secukupnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berencana mengadakan penelitian mengenai pengaruh cahaya dan perendaman benih cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan, yang diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh cahaya dan perendaman benih cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah secara rinci sebagai berikut:
            1.      Bagaimana pengaruh cahaya terhadap perkecambahan dan pertumbuhan cabai?
            2.      Bagaimana keadaan fisik cabai yang terkena cahaya dan cabai yang tidak terkena cahaya?
            3.      Bagaimana pengaruh rendaman bibit dengan air bawang terhadap pertumbuhan cabai?
C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
        1.      Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan cabai.
        2.      Untuk mengetahui keadaan fisik cabai yang terkena cahaya dan cabai yang tidak terkena cahaya
        3.      Untuk mengetahui pengaruh perendaman biji cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan.
D.    Manfaat Penelitan
Manfaat yang didapatkan dengan penelitian ini adalah:
        1.      Dapat mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan cabai.
        2.      Dapat mengetahui keadaan fisik cabai yang terkena cahaya dan cabai yang tidak terkena cahaya
        3.      Dapat mengetahui pengaruh perendaman biji cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan.







BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dan Kandungannya
Tanaman cabai rawit tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae). Cabai rawit berasal dari Meksiko, Peru dan Bolivia, tetapi sudah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia (Cahyono, 2003).
Buah cabai rawit mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap, yakni protein, lemak, karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor dan besi), vitamin A,Cabai rawit mengandung zat oleoresin dan zat aktif capsaicin yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit rematik, obat batuk berdahak, sakit gigi, masuk angin, asma serta mencegah infeksi sistem pencernaan (Wijayakusuma, 1992).
B.     Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit termasuk tanaman semusim yang tumbuh sebagai perdu dengan tinggi tanaman mencapai 1,5 m. Tanaman dapat ditanam di lahan kering (tegalan) dan di lahan basah (sawah). Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi cabai rawit. Keadaan iklim dan tanah merupakan dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi penanaman cabai rawit (Pijoto, 2003).
Tanaman cabai rawit memerlukan tanah yang memiliki tekstur lumpur berpasir atau liat berpasir, dengan struktur gembur. Selain itu, tanah harus mudah mengikat air, memiliki solum yang dalam (minimal 1m), memiliki daya menahan air yang cukup baik, tahan terhadap erosi dan memiliki kandungan bahan organik tinggi (Abidin, 1984).
Tanaman cabai rawit memerlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 6,0 – 7,0 (pH optimal 6,5 dan memerlukan sinar matahari penuh (tidak memerlukan naungan). Dapat8 tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman cabai rawit memerlukan kondisi iklim dengan 0-4 bulan basah dan 4-6 bulan dalam satu tahun dan curah hujan berkisar antara 600 mm-1.250 mm per tahun. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman cabai rawit adalah 60% -80%. Agar dapat tumbuh dengan baik dan bereproduksi tinggi, tanaman cabai rawit memerlukan suhu udara rata-rata tahunan berkisar antara 180 C-300C (Cahyono, 2003).
C.     Dormansi Bibit
Benih merupakan komponen teknologi kimiawi biologis pada setia musim tanam untuk komoditas tanaman pangan. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi . Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan (Sutopo, 2002).
Perkecambahan adalah muncul dan  berkembangnya radikula dan plumula dari  benih/biji. Secara visual dan morfologis suatu  benih yang berkecambah ditandai dengan  terlihatnya radikula dan plumula dari biji. Ketidakmampuan biji untuk berkecambah bergantung pada kondisi fisik dan fisiologis pada biji yang mencegah perkecambahan pada waktu yang tidak tepat/ sesuai. Dormansi bertujuan untuk mempertahankan diri terhadap kondisi yang tidak sesuai (panas, dingin, kekeringan dll).  Mekanisme biologis untuk menjamin perkecambahan biji berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan kesintasan yang tepat (Cahyono, 2003).
D.    Pengaruh Perendaman Bibit Cabai
Adanya dormansi biji pada suatu biji tanaman maka perlu adanya perlakuan khusus seperti usaha pematahan dormansi baik secara mekanik maupun secara kimia. Akan tetapi ada sebagian keuntungan yang didapatkan dari adanya sifat dormansi biji tersebut salah satunya adalah biji tersebut dapat disimpan terlebih dahulu hingga massa tanam ditentukan. Dengan petani dapat mengatur kapan biji tersebut ditanam tanpa takut biji membusuk atau berkecambah sebelum waktunya (Cahyono, 2003).
Pematahan dormansi perlu dilakukan agar benih dapat berkecambah, terutama karena keadaan lingkungan dan faktor-faktor yang mendukung perkecambahan telah terpenuhi. Apabila tidak dipatahkan, hal ini akan merugikan bagi para petani karena para petani harus menunggu sampai masa dormansinya berakhir (Purwono, 2007).
Menurut Abidin (1984), tipe pematahan dormansi ada enam tipe, yaitu :
          1.      Immature embryo, Benih secara fisiologis belum mampu berkecambah, karena embryo belum masak walaupun biji sudah masak. Pematangan secara alami setelah biji disebarkan. Pematangan secara buatan melanjutkan proses fisiologis pemasakan embryo setelah biji mencapai masa lewat-masak (after-ripening).
          2.      Dormansi mekanik,Perkembangan embrio secara fisis terhambat karena adanya kulit biji/buah yang keras. Pematangan secara alami dengan dekomposisi bertahap pada struktur yang keras.  Pematangan secara buatan dengan meretakkan mekanis.
       3.      Dormansi fisis, Imbibisi/penyerapan air terhalang oleh lapisan kulit biji/buah yang impermeable. Pematangan secara alami dengan fluktuasi suhu. Pematangan secara buatan dengan skarifikasi mekanis, pemberian air panas atau bahan kimia.
    4.      Dormansi kimia, Buah atau biji mengandung zat penghambat (chemical inhibitory compound) yang menghambat perkecambahan. Pematangan secara alami dengan pencucian (leaching) oleh air, dekomposisi bertahap pada jaringan buah. Pematangan secara buatan dengan menghilangkan jaringan buah dan mencuci bijinya
Air rendaman kulit bawang merah memiliki kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi. Unsur-unsur ini merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan (Purwono, 2007).
Proses penyerapan air ke dalam biji ada tiga bagian, yaitu: tahapan penyerapan air (imbibisi secara cepat) penyerapan air secara lambat dan meningkatnya penyerapan air sebagai akibat tumbuhnya akar dan pengembangan biji (Abidin, 1984).
Hal lain yang berpengaruh terhadap imbibisi yaitu kulit biji. Dalam hal ini kulit biji berperan sebagai membran semi permeabel,sejumlah substansi air dapat masuk kedalam biji melalui kulit biji, walaupun permeabilitasnya sangat bervariasi pada berbagai spesies. Kehadiran lipid, tanin dan substansi pektat dalam kulit biji akan mengkontribusi air secara impemiabilitas (Pijoto, 2003).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di tempat yang terkena sinar matahari dan tempat yang tidak terkena sinar matahari di kost-an Fitri Oliviani depan IAIN Syekh Nurjati di jalan Raya Perjuangan Cirebon. Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu tanggal 20 Februari 2015 sampai tanggal 26 April 2015.
B.     Alat dan Bahan
             1.      Alat
a.       Polybag sebanyak 4 buah
b.      Penggaris
c.       Alat tulis
             2.      Bahan
a.       Tanah       
b.      Sekam      
c.       Kotoran  kambing
d.      Urea
e.       Bibit cabai
f.       Bawang merah
g.      Air
C.    Prosedur Kerja
     1.      Media tanam disiapkan yang berisi tanah, sekam, urea, kotoran kambing kemudian dimasukkan ke dalam polybag.
       2.      Beberapa siung bawang disiapkan dan dicampurkan dengan air kira-kira 100-300 ml.  Bibit cabai direndam selama 2 – 8 jam.
    3.      Bibit cabai ditaburkan dalam polybag yang berisi media tanam, kemudia polybag diberi label dengan ketentuan:
a.       Polybag A = bibit cabai direndam air bawang ditempat terang.
b.      Polybag B = bibit cabai direndam air bawang ditempat gelap.
c.       Polybag C = bibit cabai direndam air biasa ditempat terang.
d.      Polybag D = bibit cabai direndam air biasa ditempat gelap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
1.      Tabel Pengamatan

Tanggal pengamatan/
Minggu ke-
Perlakuan
Rendam
Air Bawang (Terang) / A
Rendam
Air Bawang
(Gelap) / B
Rendam
Air Biasa (Terang) / C
Rendam
Air Biasa
(Gelap) / D
20-2-15 /
1
-
-
-
-
25-2-15 /
2
-
3 cm
-
-
1-3-15 /
3
1 cm
5 cm
2 cm
1,5 cm
6-3-15 /
4
2 cm
Mati
3 cm
3 cm
11-3-15 /
5
3 cm
Mati
3,5 cm
Mati
16-3-15 /
6
3,1 cm
Tumbuh lagi
2 cm
Mati
Mati
21-3-15 /
7
5 cm
8 cm
Mati
Mati
22-3-15 /
8
5, 4
10 cm
Tumbuh lagi 4 cm
Tumbuh lagi 8 cm
29-3-15 /
9
5,8
12 cm
4,3
8,5 cm
5-4-15 /
10
6
13 cm
5
9 cm
12-4-15 /
11
6,5
14 cm
-
9,5 cm
19-4-15 /
12
6,8
15 cm
-
10 cm
26-4-15 /
13
7
15,5 cm
-
10,5 cm

2.      Grafik Pengamatan
B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh cahaya dan perendaman benih cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan, diketahui bahwa cahaya matahari sangat penting dalam proses pertumbuhan pada tumbuhan. Khususnya pada tumbuhan yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan pada proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Oleh karena itu, adanya cahaya atau tidak sangat berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan.
Pada percobaan ini terdiri dari 4 sampel yang diamati, yaitu polybag A dengan perlakuan benih cabai yang direndam air bawang di tempat terang, polybag B dengan perlakuan benih cabai yang direndam air bawang di tempat gelap, polybag C dengan perlakuan benih cabai yang direndam air biasa di tempat terang, dan polybag D dengan perlakuan benih cabai yang direndam air bawang di tempat gelap.
Perendaman benih cabai yang direndam air bawang terlihat adanya pengaruh terhadap pertumbuhan benih cabai. Dari hasil pengamatan, cabai pada polybag A yang direndam air bawang di tempat terang pertumbuhannya lebih tinggi dan cepat dibandingkan dengan cabai polybag C yang direndam air biasa yang ditempat terang juga. Begitu juga dengan cabai pada polybag B yang direndam air bawang di tempat gelap pertumbuhannya lebih tinggi dan cepat dibandingkan dengan cabai pada polybag D yang direndam air biasa yang ditempat gelap juga.
Air rendaman kulit bawang merah memiliki kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi. Unsur-unsur ini merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat pertumbuhan cabai.
Akan tetapi, pengaruh perendaman benih cabai tidak terlihat pada tempat yang berbeda. Cabai polybag A yang direndam air bawang di tempat terang pertumbuhannya lebih pendek dibandingkan dengan cabai pada polybag D yang direndam air biasa yang ditempat gelap. Hal ini disebabkan faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan yaitu ada atau tidak adanya cahaya.
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa benih cabai yang berada pada tempat gelap lebih cepat tumbuh dibangingkan dengan benih cabai yang berada pada tempat terang. Hal ini disebabkan kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, yang terjadi pada polybag B dan polybag D dimana batang cabai tumbuh lebih cepat, namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, dan pucat. Sedangkan yang berada pada tempat gelap lambat tumbuhnya, yang terjadi pada polybag A dan C tetapi saat cabai sudah tumbuh, pertumbuhannya ditandai dengan batang yang kuat dan daunnya besar juga tebal.
Gejala etiolasi disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Etiolasi dikendalikan oleh hormon pertumbuhan auksin yang diproduksi di ujung titik pertumbuhan. Auksin berdifusi ke sel-sel tumbuhan dan ditransportasikan melalui jaringan pembuluh dari ujung atas tumbuhan ke bawah. Ketika auksin aktif, auksin merangsang pompa proton di dinding sel yang meningkatkan keasaman dinding sel dan mengaktifkan enzim ekspansin, enzim yang memecah ikatan kimia di dinding sel, sehingga dinding sel melemah dan sel mampu berkembang menjadi lebih besar.
Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya.
Etiolasi adalah kecenderungan tumbuhan untuk menjangkau sumber cahaya. Dengan keberadaan auksin, tumbuhan akan terus memanjang sampai titik ujung tumbuhan mendapatkan cahaya yang cukup untuk menghambat produksi auksin. Penambahan tinggi atau panjang tumbuhan tanpa disertai pertumbuhan jumlah klorofil menyebabkan terbentuknya warna hijau pucat.
Dengan demikian, dapat simpulan bahwa adanya pengaruh cahaya dan perendaman benih cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan.

















BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Gejala etiolasi pada tanaman cabai yang berada ditempat gelap mengakibatkan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan tanaman cabai yang berada ditempat terang.
2.      Tanaman cabai di tempat gelap memiliki batang yang tumbuh lebih cepat, namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, dan pucat. Sedangkan tanaman cabai di tempat terang  memiliki batang yang kuat dan daunnya besar juga tebal.
3.      Perendaman benih cabai yang direndam air bawang berpengaruh terhadap pertumbuhannya lebih cepat dan tinggi.


















DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1984. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Bandung: Angkasa.
Cahyono, B.  2003. Cabai Rawit. Yogyakarta: Kanisius.
Sutopo  . 2002.Teknologi Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Pitojo, S. 2003. Benih Cabai. Yogyakarta: Kanisius.
Purwono,. 2007.  Budidaya Tanaman Pangan. Jakarta : Agromedia
Wijayakusuma. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini.























1 komentar:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih

    BalasHapus