PENGARUH
CAHAYA DAN PERENDAMAN BENIH CABAI
DENGAN
AIR BAWANG TERHADAP PERTUMBUHAN
Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Terstruktur
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd
Disusun Oleh :
Deden Ramdhan Hadi
Biologi A/ VI
TADRIS
IPA BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
BAB
I
PENDAHULAN
A.
Latar
Belakang
Cabai
dan kebudayaan masyarakat Indonesia hampir tidak dapat dipisahkan, terutama
dalam hal masak memasak, karena cabai merupakan bumbu dapur yang wajib di
setiap masakan. Cabai mengandung banyak gizi. Kandungan tersebut banyak
dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, ramuan obat tradisional, industri
pangan dan pakan unggas.
Produktivitas
cabai rawit di Indonesia rata-rata masih rendah, oleh karena itu diperlukan
metode untuk mempercepat tumbuh kembang bibit cabai. Sehingga produktivitas
cabai diharapkan dapat meningkat sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat
Indonesia. Selain pembibitan, faktor lingkungan seperti cahaya memainkan
peranan penting terhadap pertumbuhan bibit atau tanaman cabai.
Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk mematahkan fase dormansi suatu bibit. Secara
umum masyarakat masih menggunkan air biasa, tujuannya agar air masuk kedalam
biji (imbibisi) sebagai akibat
tumbuhnya akar dan pengembangan biji.
Namun peneliti ingin mengetahui pengaruh rendaman bibit dengan air bawang
karena air bawang memiliki kandungan kalsium, fosfor, dan
zat besi. Unsur-unsur ini merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Zat
dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan
bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan.
Dengan dasar ini peneliti ingin membuktikan keefektivan
perendaman bibit cabai dengan air bawang bila dibandingkan dengan perendaman
bibit cabai dengan air biasa.
Selain
pembibitan, Persemaian dapat dilakukan di dalam bedengan
persemaian dan di dalam polybag. Dalam melakukan pembembibitan kita harus
memperhatikan kesuburan tanah dan menggunakan pupuk secukupnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berencana
mengadakan penelitian mengenai pengaruh cahaya dan perendaman
benih cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan, yang diharapkan dapat
memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh cahaya dan perendaman
benih cabai dengan air bawang terhadap pertumbuhan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah secara rinci sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pengaruh cahaya terhadap perkecambahan dan pertumbuhan cabai?
2.
Bagaimana
keadaan fisik cabai yang terkena cahaya dan cabai yang tidak terkena cahaya?
3.
Bagaimana
pengaruh rendaman bibit dengan air bawang terhadap pertumbuhan cabai?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan cabai.
2. Untuk mengetahui keadaan fisik cabai yang terkena cahaya
dan cabai yang tidak terkena cahaya
3. Untuk
mengetahui pengaruh perendaman biji cabai dengan air bawang terhadap
pertumbuhan.
D.
Manfaat
Penelitan
Manfaat yang didapatkan dengan penelitian ini
adalah:
1. Dapat
mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan cabai.
2. Dapat mengetahui keadaan fisik cabai yang terkena cahaya
dan cabai yang tidak terkena cahaya
3. Dapat
mengetahui pengaruh perendaman biji cabai dengan air bawang terhadap
pertumbuhan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
dan Kandungannya
Tanaman
cabai rawit tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae). Cabai rawit
berasal dari Meksiko, Peru dan Bolivia, tetapi sudah tersebar di seluruh dunia
termasuk Indonesia (Cahyono, 2003).
Buah
cabai rawit mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap, yakni protein, lemak,
karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor dan besi), vitamin A,Cabai rawit
mengandung zat oleoresin dan zat aktif capsaicin yang dapat digunakan untuk
mengobati penyakit rematik, obat batuk berdahak, sakit gigi, masuk angin, asma
serta mencegah infeksi sistem pencernaan (Wijayakusuma, 1992).
B.
Syarat
Tumbuh Tanaman Cabai Rawit
Tanaman
cabai rawit termasuk tanaman semusim yang tumbuh sebagai perdu dengan tinggi
tanaman mencapai 1,5 m. Tanaman dapat ditanam di lahan kering (tegalan) dan di
lahan basah (sawah). Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan produksi cabai rawit. Keadaan iklim dan tanah merupakan dua hal pokok yang
harus diperhatikan dalam menentukan lokasi penanaman cabai rawit (Pijoto,
2003).
Tanaman
cabai rawit memerlukan tanah yang memiliki tekstur lumpur berpasir atau liat
berpasir, dengan struktur gembur. Selain itu, tanah harus mudah mengikat air,
memiliki solum yang dalam (minimal 1m), memiliki daya menahan air yang cukup
baik, tahan terhadap erosi dan memiliki kandungan bahan organik tinggi (Abidin, 1984).
Tanaman
cabai rawit memerlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 6,0 – 7,0 (pH optimal
6,5 dan memerlukan sinar matahari penuh (tidak memerlukan naungan). Dapat8
tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman cabai rawit memerlukan kondisi
iklim dengan 0-4 bulan basah dan 4-6 bulan dalam satu tahun dan curah hujan
berkisar antara 600 mm-1.250 mm per tahun. Kelembaban udara yang cocok untuk
tanaman cabai rawit adalah 60% -80%. Agar dapat tumbuh dengan baik dan
bereproduksi tinggi, tanaman cabai rawit memerlukan suhu udara rata-rata
tahunan berkisar antara 180 C-300C (Cahyono, 2003).
C.
Dormansi
Bibit
Benih
merupakan komponen teknologi kimiawi biologis pada setia musim tanam untuk
komoditas tanaman pangan. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai organisme
mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang tersimpan dalam
wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi . Benih dikatakan
dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun
diletakkan pada keadaan yang secara umum telah memenuhi persyaratan bagi suatu
perkecambahan (Sutopo, 2002).
Perkecambahan
adalah muncul dan berkembangnya radikula
dan plumula dari benih/biji. Secara
visual dan morfologis suatu benih yang
berkecambah ditandai dengan terlihatnya
radikula dan plumula dari biji. Ketidakmampuan biji untuk berkecambah
bergantung pada kondisi fisik dan fisiologis pada biji yang mencegah
perkecambahan pada waktu yang tidak tepat/ sesuai. Dormansi bertujuan untuk
mempertahankan diri terhadap kondisi yang tidak sesuai (panas, dingin,
kekeringan dll). Mekanisme biologis
untuk menjamin perkecambahan biji berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat
untuk mendukung pertumbuhan dan kesintasan yang tepat (Cahyono, 2003).
D.
Pengaruh
Perendaman Bibit Cabai
Adanya
dormansi biji pada suatu biji tanaman maka perlu adanya perlakuan khusus
seperti usaha pematahan dormansi baik secara mekanik maupun secara kimia. Akan
tetapi ada sebagian keuntungan yang didapatkan dari adanya sifat dormansi biji
tersebut salah satunya adalah biji tersebut dapat disimpan terlebih dahulu
hingga massa tanam ditentukan. Dengan petani dapat mengatur kapan biji tersebut
ditanam tanpa takut biji membusuk atau berkecambah sebelum waktunya
(Cahyono, 2003).
Pematahan
dormansi perlu dilakukan agar benih dapat berkecambah, terutama karena keadaan
lingkungan dan faktor-faktor yang mendukung perkecambahan telah terpenuhi.
Apabila tidak dipatahkan, hal ini akan merugikan bagi para petani karena para
petani harus menunggu sampai masa dormansinya berakhir (Purwono,
2007).
Menurut Abidin (1984), tipe pematahan dormansi ada enam tipe, yaitu :
1. Immature
embryo, Benih secara fisiologis belum mampu berkecambah, karena
embryo belum masak walaupun biji sudah masak. Pematangan secara alami setelah
biji disebarkan. Pematangan secara buatan melanjutkan proses fisiologis
pemasakan embryo setelah biji mencapai masa lewat-masak (after-ripening).
2. Dormansi mekanik,Perkembangan embrio secara fisis
terhambat karena adanya kulit biji/buah yang keras. Pematangan secara alami
dengan dekomposisi bertahap pada struktur yang keras. Pematangan secara buatan
dengan meretakkan mekanis.
3. Dormansi fisis, Imbibisi/penyerapan air terhalang oleh lapisan kulit
biji/buah yang impermeable. Pematangan secara alami dengan fluktuasi suhu.
Pematangan secara buatan dengan skarifikasi mekanis, pemberian air panas atau
bahan kimia.
4. Dormansi kimia, Buah atau biji mengandung zat penghambat (chemical
inhibitory compound) yang menghambat perkecambahan. Pematangan secara alami
dengan pencucian (leaching) oleh air, dekomposisi bertahap pada jaringan buah.
Pematangan secara buatan dengan menghilangkan jaringan buah dan mencuci bijinya
Air rendaman kulit bawang merah memiliki kandungan
kalsium, fosfor, dan zat besi. Unsur-unsur ini merupakan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah
dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya
buah dan bunga pada tumbuhan (Purwono, 2007).
Proses
penyerapan air ke dalam biji ada tiga bagian, yaitu: tahapan penyerapan air (imbibisi secara cepat)
penyerapan air secara lambat dan meningkatnya penyerapan air sebagai akibat
tumbuhnya akar dan pengembangan biji (Abidin, 1984).
Hal lain yang
berpengaruh terhadap imbibisi yaitu kulit biji. Dalam hal ini kulit biji
berperan sebagai membran semi permeabel,sejumlah substansi air dapat masuk
kedalam biji melalui kulit biji, walaupun permeabilitasnya sangat bervariasi
pada berbagai spesies. Kehadiran lipid, tanin dan substansi pektat dalam kulit
biji akan mengkontribusi air secara impemiabilitas
(Pijoto, 2003).
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di tempat yang terkena sinar matahari dan tempat yang tidak
terkena sinar matahari di kost-an Fitri Oliviani depan IAIN
Syekh Nurjati di jalan Raya Perjuangan Cirebon. Penelitian dilakukan selama 2
bulan yaitu tanggal 20 Februari 2015
sampai
tanggal 26 April 2015.
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Polybag
sebanyak 4 buah
b. Penggaris
c. Alat
tulis
2. Bahan
a. Tanah
b. Sekam
c. Kotoran kambing
d. Urea
e. Bibit
cabai
f. Bawang
merah
g. Air
C.
Prosedur
Kerja
1. Media
tanam disiapkan yang berisi tanah, sekam, urea, kotoran kambing kemudian
dimasukkan ke dalam polybag.
2. Beberapa
siung bawang disiapkan dan dicampurkan dengan air kira-kira 100-300 ml. Bibit cabai direndam selama 2 – 8 jam.
3. Bibit
cabai ditaburkan dalam polybag yang berisi
media tanam, kemudia polybag diberi label dengan ketentuan:
a. Polybag
A = bibit cabai direndam air bawang ditempat terang.
b. Polybag
B = bibit cabai direndam air bawang ditempat gelap.
c. Polybag
C = bibit cabai direndam air biasa ditempat terang.
d. Polybag
D = bibit cabai direndam air biasa ditempat gelap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
1. Tabel
Pengamatan
Tanggal
pengamatan/
Minggu
ke-
|
Perlakuan
|
|||
Rendam
Air
Bawang (Terang) / A
|
Rendam
Air
Bawang
(Gelap)
/ B
|
Rendam
Air
Biasa (Terang) / C
|
Rendam
Air
Biasa
(Gelap) / D
|
|
20-2-15 /
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
25-2-15 /
2
|
-
|
3
cm
|
-
|
-
|
1-3-15 /
3
|
1
cm
|
5
cm
|
2
cm
|
1,5 cm
|
6-3-15 /
4
|
2
cm
|
Mati
|
3
cm
|
3 cm
|
11-3-15 /
5
|
3
cm
|
Mati
|
3,5
cm
|
Mati
|
16-3-15 /
6
|
3,1
cm
|
Tumbuh
lagi
2
cm
|
Mati
|
Mati
|
21-3-15 /
7
|
5
cm
|
8
cm
|
Mati
|
Mati
|
22-3-15 /
8
|
5, 4
|
10 cm
|
Tumbuh lagi 4 cm
|
Tumbuh lagi 8 cm
|
29-3-15 /
9
|
5,8
|
12 cm
|
4,3
|
8,5 cm
|
5-4-15 /
10
|
6
|
13 cm
|
5
|
9 cm
|
12-4-15 /
11
|
6,5
|
14 cm
|
-
|
9,5 cm
|
19-4-15 /
12
|
6,8
|
15 cm
|
-
|
10 cm
|
26-4-15 /
13
|
7
|
15,5 cm
|
-
|
10,5 cm
|
2. Grafik
Pengamatan
B.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh mengenai pengaruh cahaya dan perendaman benih cabai dengan air bawang
terhadap pertumbuhan, diketahui bahwa cahaya matahari sangat penting dalam
proses pertumbuhan pada tumbuhan. Khususnya pada tumbuhan yang berklorofil,
cahaya matahari sangat menentukan pada proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar
pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan. Oleh karena itu, adanya cahaya atau tidak sangat berpengaruh pada
pertumbuhan tumbuhan.
Pada percobaan ini terdiri dari 4
sampel yang diamati, yaitu polybag A dengan perlakuan benih cabai yang direndam
air bawang di tempat terang, polybag B dengan perlakuan benih cabai yang
direndam air bawang di tempat gelap, polybag C dengan perlakuan benih cabai
yang direndam air biasa di tempat terang, dan polybag D dengan perlakuan benih
cabai yang direndam air bawang di tempat gelap.
Perendaman benih cabai yang
direndam air bawang terlihat adanya pengaruh terhadap pertumbuhan benih cabai.
Dari hasil pengamatan, cabai pada polybag A yang direndam air bawang di tempat
terang pertumbuhannya lebih tinggi dan cepat dibandingkan dengan cabai polybag
C yang direndam air biasa yang ditempat terang juga. Begitu juga dengan cabai
pada polybag B yang direndam air bawang di tempat gelap pertumbuhannya lebih
tinggi dan cepat dibandingkan dengan cabai pada polybag D yang direndam air
biasa yang ditempat gelap juga.
Air rendaman kulit bawang merah
memiliki kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi. Unsur-unsur ini merupakan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit
bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan cabai.
Akan tetapi, pengaruh perendaman
benih cabai tidak terlihat pada tempat yang berbeda. Cabai polybag A yang
direndam air bawang di tempat terang pertumbuhannya lebih pendek dibandingkan
dengan cabai pada polybag D yang direndam air biasa yang ditempat gelap. Hal
ini disebabkan faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan yaitu ada atau
tidak adanya cahaya.
Dari hasil yang diperoleh terlihat
bahwa benih cabai yang berada pada tempat gelap lebih cepat tumbuh dibangingkan
dengan benih cabai yang berada pada tempat terang. Hal ini disebabkan
kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi, yang terjadi pada polybag B dan polybag D dimana batang cabai tumbuh
lebih cepat, namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, dan pucat.
Sedangkan yang berada pada tempat gelap lambat tumbuhnya, yang terjadi pada
polybag A dan C tetapi saat cabai sudah tumbuh, pertumbuhannya ditandai dengan
batang yang kuat dan daunnya besar juga tebal.
Gejala etiolasi disebabkan oleh
kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Etiolasi
dikendalikan oleh hormon pertumbuhan auksin yang diproduksi di ujung
titik pertumbuhan. Auksin berdifusi ke sel-sel tumbuhan dan ditransportasikan
melalui jaringan pembuluh dari ujung atas tumbuhan ke bawah. Ketika auksin
aktif, auksin merangsang pompa proton di dinding sel yang meningkatkan keasaman
dinding sel dan mengaktifkan enzim ekspansin, enzim yang memecah ikatan kimia
di dinding sel, sehingga dinding sel melemah dan sel mampu berkembang menjadi
lebih besar.
Kloroplas yang tidak terkena
matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan
tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja dengan baik
karena tumbuhan tidak terkena cahaya.
Etiolasi adalah kecenderungan
tumbuhan untuk menjangkau sumber cahaya. Dengan keberadaan auksin, tumbuhan
akan terus memanjang sampai titik ujung tumbuhan mendapatkan cahaya yang cukup
untuk menghambat produksi auksin. Penambahan tinggi atau panjang tumbuhan tanpa
disertai pertumbuhan jumlah klorofil menyebabkan terbentuknya warna hijau
pucat.
Dengan demikian, dapat simpulan
bahwa adanya pengaruh cahaya dan perendaman benih cabai dengan air bawang
terhadap pertumbuhan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Gejala
etiolasi pada tanaman cabai yang berada ditempat gelap mengakibatkan pertumbuhannya
lebih cepat dibandingkan dengan tanaman cabai yang berada ditempat terang.
2.
Tanaman cabai di tempat gelap memiliki batang
yang tumbuh lebih cepat, namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis,
dan pucat. Sedangkan tanaman cabai di tempat terang memiliki batang yang kuat dan daunnya besar
juga tebal.
3.
Perendaman benih cabai yang direndam air
bawang berpengaruh terhadap pertumbuhannya lebih cepat dan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 1984. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman.
Bandung: Angkasa.
Cahyono, B.
2003. Cabai Rawit. Yogyakarta:
Kanisius.
Pitojo, S. 2003. Benih Cabai. Yogyakarta:
Kanisius.
Purwono,. 2007.
Budidaya Tanaman Pangan. Jakarta : Agromedia
Wijayakusuma. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini.
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
BalasHapus